Jumat, 31 Juli 2009

Satuan dan Dimensi

Catatan: Untuk Pasal ini perlu diingatkan catatan pada Pasal II tulisan ini.

III. Pengertian Satuan Panjang, Bidang dan Ruang

Satu hal yang perlu difahami, bahwa maksud perkataan “ruang” pada judul ini adalah ruang berdimensi tiga. Namun dalam pembicaraan lain, suatu ruang bisa saja berdimensi 1, 2, 3, 4, bahkan tak terbatas, bila ditinjau dari segi ilmiah.
Bab III ini dan Bab selanjutnya membicarakan satuan yang belum berdasarkan Satuan Sistim Internasional yang paling baru (Bab VIII). Seperti dijelaskan pada Kata Pengantar, hal ini justru untuk pembanding dan pengayaan pengetahuan.


3.1. Satuan Panjang ( L )
Potongan garis lurus yang menghubungkan dua buah titik disebut jarak. Besarnya jarak diukur berdasarkan satuan panjang. Lambang dimensi satuan panjang menggambarkan ruang berdimensi 1, ditunjukkan oleh huruf L (pangkat 1). Ada beberapa macam satuan panjang, diantaranya:

Satuan Panjang Metrik
Satuan panjang ini dipakai secara umum karena mudah dipahami. Walaupun asal usul dasar satuan ini agak rumit seperti disebutkan pada Pasal 1.3 diatas, namun masyarakat pada jaman sekarang tidak perlu pusing akan asal-usul tersebut karena yang penting paham arti satuan panjang ini. Satuan ini disebut satuan panjang metrik karena memakai dasar satuan panjang “meter”dan kelipatan puluhan atau desimal. Kalipatan ataupun fraksi dalam sistim ini adalah berdasarkan satuan meter . Keuntungan dari sistim ini adalah bilangan kalipatan ataupun bagiannya selalu dalam puluhan atau persepuluhan. Sistim Metrik ini berlaku baik untuk Sistim Dinamis maupun Sistim Statis.
Dengan dasar 1 meter didapat nilai ukuran turunannya seperti nanometer (10-9 meter), micrometer (10-6 meter), millimeter-mm (10-3 atau 1/1000 meter), centimeter-cm (1/100 meter), desimeter-dm (1/10 meter), decameter-dam (10 meter), hektometer-hm ( 100 meter), kilometer-km (103 atau 1.000 meter), megameter (106 meter = 1.000 kilometer), gigameter (109 meter atau 106 kilometer) Penyebutan istilah-istilah ini telah dijelaskan pada Pasal 1.4. dan diperinci pada Tabel 8.1.3.

Satuan Inggeris
Satuan panjang ini seperti ditulis pada Pasal 2.3 juga punya asal-usul yang tak perlu dikaji. Sebagai dasar ukuran ditentukan satuan “kaki” atau “feet” atau disingkat “ft”. Berbeda dengan sistim metric, kalipatan atau fraksi dalam sistim ini adalah tigaan, duabelasan atau per-duabelasan dan ada juga per-enambelasan.
Dengan dasar 1 ft, didapat nilai ukuran turunannya seperti inch (1/12 ft), yard (3 ft), mile (1.760 yards atau = 5.280 ft), nautical mile/mil-laut (2.027 yards atau 6.081 ft).
Untuk perbandingan dan pengetahuan pembaca diberikan sedikit konversi satuan ini ke dalam sistim metrik sebagai berikut :
1 inch = 2,54 cm
1 ft = 30,48 cm (= 0,3048 m)
1 yard = 91,44 cm (= 0,9144 m)
1 mile = 1.609 m (dibulatkan)
1 nautical mile (1 mil-laut) = 1.853 m (dibulatkan)

Satuan Khusus Fisika
Untuk keperluan ketepatan ukuran yang sangat kecil dalam ilmu-ilmu fisika, dipakai satuan panjang berdasarkan panjang gelombang sinar tertentu dari suatu isotop radoaktif. Isotop adalah bentuk elemen kimia dengan berat atom tertentu yang dilambangkan oleh nilai yang ditulis disamping atas suatu elemen. Misal Kr86 artinya elemen krypton dengan berat atom 86. Walaupun dasar ukuran meter terakhir ditetapkan berdasarkan kecepatan cahaya dalam ruang hampa cahaya, disini satuan khusus fisika tidak akan dibahas lagi karena tidak termasuk tujuan tulisan ini.

Satuan Khusus Astronomi
Jarak-jarak dalam ilmu Astronomi sangat jauh, karena yang ditelaah adalah jarak antar planet, jarak antar bintang dan jarak antar galaksi. Pemakaian ukuran jarak dalam satuan kilometer akan sangat sulit menuliskan angkanya. Jarak yang lumayan dekat secara astronomi misalnya jarak antara bumi dan matahari sekitar 150 juta (150.000.000) kilometer.
Untuk memudahkan penggambaran jarak antara benda benda astronomi di ruang angkasa dipakai jarak tempuh cahaya dalam satuan waktu, ditulis waktu tempuh cahaya.
Jarak tempuh cahaya dalam 1 detik lebih kurang 300.000 km, sehingga jarak bumi dan matahari sekitar 150.000.000 km/300.000 km/detik = 500 detik atau 8,33 menit waktu tempuh cahaya. Disingkat jarak bumi ke matahari sekitar 8,33 menit cahaya.
Jarak antara benda benda astronomi (benda langit) ditemukan ada yang 10 tahun cahaya, bahkan berjuta tahun cahaya. Jelas akan sulit dituliskan dalam kilometer atau mil.
Untuk selanjutnya satuan khusus astronomi ini tidak perlu dibahas lagi.

3.2. Satuan Luas ( L2 )
Untuk mengukur besarnya suatu bidang datar dipakai ukuran yang disebut luas.
Satuan luas ditetapkan berupa bujur sangkar yang masing-masing sisinya adalah sebesar satu satuan panjang. Lambang dimensi satuan luas menggambarkan ruang berdimensi 2, ditunjukkan oleh huruf L2 (L pangkat 2). Bila sisi-sisi suatu bujur sangkar adalah 1 meter maka luasnya adalah 1 m x 1 m = 1 m2, baca 1 meter bujur sangkar atau 1 meter persegi.
Angka 1 m2 adalah satuan luas dalam SistimDinamis Besar maupun Sistim Statis Besar.
Apabila misalnya kita mempunyai suatu bidang persegi panjang dengan lebar 3 m dan panjang 5 m, maka dengan sederhana bidang tersebut dapat dibagi menjadi 15 buah bujur sangkar dengan masing-masing sisinya 1 meter, jadi luasnya adalah 15 m2. Jadi luas dari persegi panjang adalah panjang x lebar yaitu 5m x 3m = 15m2. Luas dari bentuk-bentuk bidang yang lain dapat dihitung dengan cara sederhana atau tidak sederhana, akan tetapi selalu dihasilkan satuan dalam bentuk satuan panjang berpangkat dua, atau dengan perkataan lain setiap penulisan luas, harus dalam bentuk satuan panjang berpangkat dua, dan dibaca persegi. Karena itu luas diberi lambang L2.

Satuan Luas Metrik
Satuan luas yang basis ukurannya berkalipatan puluhan atau persepuluhan atau desimal dan dengan ukuran dasar “meter” disebut satuan luas metrik. Ini mencakup Sistim Dinamis maupun Sistim Statis.
Berdasarkan penjelasan diatas, dari istilah yang disebut pada Pasal 1.4 dapat dimengerti:
1 m = 10 decimeter ditulis 10 dm, jadi 1m2 = 10 dm x 10 dm = 100 dm2
1 m = 100 cm, jadi 1 m2 = 100 cm x 100 cm = 10.000 cm2 (=104 cm2).
1 dam2 = 10 m x 10 m = 100 m2
Luas 1 dam2 atau 100 m2 disebut sebagai “are” .
1 hm2 = 100 m x 100 m = 10.000 m2. Jadi 1 hm2 = 100 dm2 = 100 are = 1 hektoare.
Besaran 1 hektoare disingkat 1 ha. Jadi 1 ha = 100 are = 10.000 m2.
Penyederhanaan bahasa menjadikan hektoare menjadi hektar dan dalam bahasa Inggeris disebut hectare.
1 km2 = 10 hm x 10 hm = 100 hm2. Jadi 1 km2 = 100 ha.
Ukuran hektar (ha) ini jarang digunakan di Amerika Serikat dan beberapa Negara Persemakmuran, mereka lebih memilih ukuran “acre”.
1 acre = 4840 yard persegi atau kira-kira = 4050 meter persegi

Satuan Luas Inggeris
Karena Sistim Satuan Inggeris tidak berkalipatan puluhan maka sistim ini tidak disebut metrik Secara identik dengan satuan metrik diperoleh satuan luas sistim ini 1 ft2 atau sering ditulis 1 sqft (square feet)..
1 ft2 = 12 inch x 12 inch = 144 inch2 atau ditulis 1 ft2 = 144 in2
1 yard2 ditulis 1 yd2 = 3 ft x 3 ft = 9 ft2.
Konversi ke sistim metrik dapat dilakukan sebagai berikut :
1 ft2 = 0,3048 m x 0,3048 m = 0,0929 m2. Atau 1m2 = 1 ft2/0,0929 = 10,7642 ft2.

3.3. Satuan Ruang atau Volume ( L3 )
Volume suatu ruang adalah bagian dalam dari ruang isi yang dibatasi oleh bidang yang mengurungnya. Satuan volume ditetapkan sebagai ruang isi dari suatu kubus yang masing masing siripnya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi masing masing satu satuan panjang. Lambang dimensi dari satuan volume menggambarkan ruang berdimensi 3, ditunjukkan oleh huruf L3 (L pangkat 3). Dalam Sistim Dinamis Besar atau Statis Besar, sisi-sisi dari bujur sangkar adalah 1 m, maka satuan volumenya adalah 1 m x 1 m x 1 m = 1 m3. Angka 1 m3 adalah satuan volume yang dibaca 1 meter kubik Apabila misalnya sebuah ruang berukuran panjang 6 m, lebar 4 m dan tingginya 3 m maka secara sederhana kita dapat membagi ruangan tersebut menjadi 72 buah kubus berukuran 1 m x 1 m x 1 m.
Jadi volume ruangan duhitung berdasarkan panjang x lebar x tinggi yang dalam contoh ini adalah 6 m x 4 m x 3 m = 72 m3. Volume dari suatu ruang dalam bentuk apapun yang dihitung selalu akan menghasilkan angka dalam satuan panjang berpangkat 3 dan karena itu diberi lambang L3 dibaca “kubik”.

Satuan Volume Metrik
Satuan volume yang basis ukurannya berkalipatan puluhan atau persepuluhan atau decimal dan ukuran dasar “meter” disebut satuan volume metrik. Baik Sistim Dinamis maupun Sitim Statis merupakan Sistim Metrik . Sesuai istilah pada Pasal 1.4 didapat turunannya sebagai berikut :
1 m3 = 10 dm x 10 dm x 10 dm = 1.000 dm3. Karena 1 dm3 disebut 1 liter, jadi
1 m3 = 1.000 Liter ( = 103 Liter ).
Dengan cara yang sama didapatkan :
1 m3 = 1.000.000 cm3. 1 cm3 disebut 1 cc maka
1 m3 = 1.000.000 cc ( = 106 cc )
Juga 1 Liter = 1.000 cc maka 1 cc dapat juga disebut 1 mililiter disingkat 1 ml .

Satuan Volume Inggeris
Berbeda sengan sistim metrik , satuan volume sistim ini adalah 1 ft3 (= 1 cu-ft).
Sebagai turunannya didapat 1 ft3 = 1.728 in3 , ditulis 1 cu-ft = 1.728 cu-in.
Konversi ke dalam sistim metrik dapat dihitung sebagai berikut :
1 cu-ft = 0,3048 m x 0,3048 m x 0,3048 m = 0,0283 m3 (dibulatkan). Dapat ditulis
1 m3 = 35,33 cu-ft ( dibulatkan )
Diluar dari sistim volume yang berdasarkan ukuran feet dan inch, di Inggeris dan Amerika ada satuan gallon. Tanpa perlu dibahas asal usulnya, disini cukup diberikan konversinya kedalam sistim metrik. Perlu dibedakan Imperial gallon dan US gallon..
1 Imp.Gallon = 4.546 cc = 4,546 Liter
1 US Gallon = 3.785 cc = 3,785 Liter
Konversi kedalam Sistim Internasional lainnya diberikan pada Tabel 8.3.6.

Rabu, 29 Juli 2009

Jumat, Sabtu dan Minggu

Imajinasi Tentang Hari Jumat, Sabtu dan Minggu

Perselisihan politik dan agama di Timur Tengah sampai saat ini tak kunjung usai. Barangkali sampai akhir jaman, masalah yang diperselisihkan itu tak akan pernah selesai. Kota Jerusalem (sebutan masyarakat Barat) atau Darussalam (sebutan masyarakat Arab dan Islam pada mulanya), bahkan sejak abad ke IX telah menjadi rebutan. Penguasa Islam yang dipimpin para Khalifah pada saat itu dengan Raja-Raja Kristen yang tergugah oleh fatwa Paus berperang memperebutkan “tanah perdamaian” itu. Perang Salib berkali-kali selama sekitar dua abad akhirnya berhenti karena kedua pihak sangat kelelahan, tanpa ada yang menang dan tak ada yang kalah. Dan kini Pemerintahan Yahudi dengan sebutan Israel yang dibentuk Negara-Negara Barat di wilayah Palestina, tak pernah berhenti membunuh orang-orang Palestina, dan sebaliknya orang-orang Palestina juga membalasnya, namun tak pernah seimbang.
Tulisan ini bukanlah membicarakan perselisihan politik dan agama tersebut, tetapi sekadar imaginasi bagaimana sejarah membawa manusia ke perselisihan tidak rasional.
Tak dapat dipungkiri bahwa Arab dan Yahudi itu sesungguhnya bersaudara, sama-sama turunan Nabi Ibrahim. Ishak anak Ibrahim dengan Sarah, menurunkan beberapa anak, salah satunya diberi nama Israel. Dan karena keturunan Israel ini yang berkembang banyak, semua orang Yahudi akhirnya disebut bani (turunan) Israel. Demikian pula Ismael, anak Ibrahim dengan Hajar, menurunkan bani Ismael yang akhirnya menyebut dirinya bangsa Arab. Jelas bahwa Israel dan Arab adalah dua bangsa dari satu keturunan.
Dan agama Yahudi, Kristen dan Islam bila diperhatikan berasal dari ajaran yang sama. Mulai dari Nabi Adam sampai Nabi Musa, ketiga agama masih sama-sama mengakui. Dengan kedatangan Nabi Isa anak Maryam, mulailah agama bercabang dua: Yahudi yang hanya mengakui kitab Taurat yang dibawa Nabi Musa dan Nasrani/Kristen yang mengakui Taurat (sebagai Perjanjian Lama) dan Injil (sebagai Perjanjian Baru).
Kedatangan Nabi Muhamad menjadikan Islam seakan cabang yang ketiga. Terlepas dari penilaian masing-masing agama tentang mana kitab yang asli dan tak asli, namun tak bisa dipungkiri bahwa salah satu syarat iman dalam Islam adalah “percaya pada kitab suci: Zabur (kitab Nabi Daud), Taurat, Injil dan Qur’an.
Jelaslah bahwa baik dari segi keturunan, maupun dari segi asal muasal agama, perselisihan abadi yang ada di Timur Tengah sangat tidak rasional. Wallahualam, hanya Tuhan yang tahu!

Sekarang kita kembali pada topik tulisan ini, tentang hari-hari.
Dalam ketiga kitab suci terakhir, Taurat, Injil Bab Perjanjian Lama dan Qur’an, penulis menemukan ayat yang artinya hampir sama, dan terjemahan bebasnya kira-kira: “Tuhan menjadikan bumi dan langit dalam waktu enam hari”. Dalam Perjanjian Lama ada tambahan “dan beristirahat pada hari ke tujuh”.
Hari yang disebut dalam kitab suci bisa saja bukan hari yang berlaku di bumi. Namun penamaan hari ternyata sesuai urutan bilangan khususnya bilangan bahasa Arab: Hari ke satu Ahad (dari bahasa Arab satu=ahad, dinamakan juga Minggu=San do Mingo), hari ke dua Senin (dari bahasa Arab dua=Isnin), hari ke tiga Selasa (dari bahasa Arab tiga=tsalasa), hari ke empat Rabu (dari bahasa Arab empat=Arbaa), hari ke lima Kamis (dari bahasa Arab lima=chamsah), hari ke enam Jumat (dari bahasa Arab jamaah-solat khusus hari itu) dan hari ke tujuh Sabtu (dari bahasa Arab tujuh=sabaah). Dari semua nama hari, hanya Jumat yang tidak menunjukkan bilangan.
Mari ibaratkan kita membangun suatu gedung besar atau bertingkat.
Pada saat perletakan batu pertama biasanya dilakukan seremoni hari pertama.
Pada saat penyelesaian biasanya dilakukan “topping off ceremony”. hari sukuran.
Ketika bangunan selesai, dilakukan “building formal dedication” atau peresmian gedung atau serah terima kunci.
Nah, mari kita bandingkan dengan “seremoni” masing-masing agama:
Agama Kristiani mengajarkan khotbah tetap di gereja pada hari Ahad(Minggu/San do Mingo=hari suci), seakan-akan diilhami “perletakan batu pertama” yaitu hari pertama Tuhan “memulai” menciptakan bumi dan langit.
Agama Islam mengharuskan ummat Islam sholat berjamaah di mesjid setiap hari Jumat yang merupakan hari ke enam, seakan-akan diilhami “topping off ceremony” yaitu ketika Tuhan “menyelesaikan” pekerjaan penciptaan bumi dan langit.
Agama Yahudi (juga Advent) mengharuskan manusia beristirahat, sedapat-dapatnya di rumah saja pada hari Sabtu (Sabath) yang merupakan hari ke tujuh, seakan-akan diilhami “buiding formal dedication” yaitu ketika Tuhan “beristirahat pada hari ke tujuh”
Demikiankah makna hari-hari agama Jumat, Sabtu, dan Minggu ? Entahlah.

Sebagai catatan, imaginasi ini muncul berpuluh tahun setelah penulis mengalami suatu peristiwa unik sebagai salah satu pimpinan bidang teknik di sebuah Perusahaan Pertambangan. Waktu itu hari kerja masih enam hari seminggu, yaitu Senin sampai dengan Sabtu. Penulis menemukan seorang pembantu administrasi kantor yang mangkir pada setiap hari Sabtu. Semula penulis tidak memperhatikan masalah itu, sampai suatu saat penulis sangat memerlukan yang bersangkutan persis pada suatu hari Sabtu.
Oleh karena dia tidak datang, pada hari Seninnya penulis panggil menanyakan kenapa ia tidak masuk kerja pada Sabtu lalu, bahkan pada setiap hari Sabtu.
Yang bersangkutan menjawab, bahwa ia seorang Advent dan agamanya melarang bekerja pada hari Sabtu. Dengan sedikit dongkol penulis menjelaskan bahwa Sabtu adalah hari kerja, dan sebagai karyawan ia harus mematuhi aturan. Dijawabnya bahwa ia bersedia mengganti dengan bekerja tiap hari Minggu. Tentu saja penulis berargumen bahwa ia harus bekerja bersama dengan orang lain, tak mungkin bekerja sendirian. Argumen lain penulis sampaikan bahwa kalau ada beberapa orang yang Advent dan terus mangkir tiap hari Sabtu, pekerjaan perusahaan akan sangat terganggu. Ia menjawab: “Tuhan saja istirahat pada hari Sabtu. Walau di seluruh dunia ini hanya saya sendiri yang Advent, saya akan tetap menjalankan perintah agama”. Penulis tercenung, dari semula dongkol berubah menjadi kagum atas ketaatannya pada ajaran agamanya. Tak banyak orang seteguh dia. Akhirnya penulis menyetujui bahwa ia masuk bekerja hari Minggu dengan tugas khusus “bersih-bersih” dan tidak mengabsennya pada hari Sabtu. Lega juga rasanya tak perlu bersilang pendapat!

Selasa, 28 Juli 2009

Dasar-Dasar Tata Bahasa-Bahasa Indonesia

2. Awalan dan akhiran
Dalam bahasa Indonesia, hampir semua jenis kata dapat diberi awalan saja, awalan dan akhiran, atau akhiran saja. Ada berbagai macam awalan yaitu ber-di-ke-me-pe-per-ter. Dan berbagai macam akhiran yaitu an-i-kan. Arti serta kegunaan awalan dan akhiran tersebut adalah sebagai berikut:
.
Akhiran an
Akhiran an pada umumnya dipakai untuk:
- Mengubah kata selain kata benda menjadi kata benda atau kata yang dibendakan (sumbangan, tiupan, cairan, kuningan).
- Membentuk kata benda menjadi kumpulan benda (lautan, durian).
.
Awalan ber
Apabila awalan ber dipakai membentuk kata sifat yang menerangkan sebutan (predikat) maka kalimat harus menjadi kalimat aktif artinya pokok kalimat melakukan kerja sesuai kerja yang dimaksud oleh predikat pada kalimat.
Apabila dipakai untuk membentuk kata kerja, tentu saja tak boleh ada dua predikat, sehingga tak mungkin menambahkan kata kerja berawalan di atau me.
Oleh karena itu pemakaian kata ber… yang membentuk kata sifat harus diikuti awalan me, bukan awalan di.
“Pencuri berhasil meloloskan diri”. Kalimat ini benar sebab berhasil adalah kata sifat.
“Pencuri berhasil ditangkap polisi”. Kalimat ini salah, karena yang berhasil adalah polisi.
Harusnya: “Polisi behasil menangkap pencuri”.
“Petani itu berteduh di dangau”. Kalimat ini benar, karena di disini bukan awalan tetapi kata depan (preposisi).
Pemakaian awalan ber menghilangkan huruf r pada kata yang dimulai dengan huruf r, kecuali untuk kata yang berasal dari bahasa asing (beragam, beratus, berrisiko).
.
Awalan ber pada umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kata memiliki: berminyak, berduri.
- Membentuk kata kerja intransitif dari kata (kk, kkead, ksf): berteduh, bermalam, bersujud.
- Membentuk kata (kkead, ksf) dari kata bilangan: berdua, berenam.
- Menunjukkan banyak untuk kata (kkead, ksf): beragam, bermacam.
- Membentuk kata (kkead, ksf) dari kata benda: berrisiko, berduri, berbuah, berlutut.
- Membentuk kata kerja intransititif dimana penderita (objek) harus didahului kata depan dengan atau dari: bergulat dengan, berasal dari.
.
Awalan ber dengan akhiran an
Imbuhan ber--an pada umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kata kerja intransitif yang menunjukkan saling melakukan dari kk intransitif dimana penderita (objek) harus didahului kata depan dengan atau pada: berpelukan dengan, bergandengan dengan, bergantungan pada.
.
Awalan di
Awalan di pada umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kata kerja intransitif: dipukul, disapu.
- Membentuk kalimat pasif (lihat pasal Membentuk Kalimat): Ia dibawa ke rumah sakit.
.
Akhiran i
Akhiran i pada umumnya dipakai bersama dengan awalan ber, awalan me, awalan di atau awalan per seperti akan dijelaskan dibawah nanti. Apabila akhiran i dipakai pada suatu kata kerja tanpa awalan ber, me, di atau per, berarti kalimat yang dibentuk adalah kalimat perintah dan kata kerjanya menjadi transitif:
"Awali karirmu dari bawah!"
"Jalani hidup ini dengan kepasrahan!"
.
Akhiran kan
Akhiran kan pada umumnya dipakai bersama dengan awalan ber, awalan di, awalan me, atau awalan per seperti akan dijelaskan dibawah nanti. Apabila akhiran kan dipakai pada suatu kata kerja tanpa awalan ber, me, di atau per, berarti kalimat yang dibentuk adalah kalimat perintah dan kata kerjanya menjadi transitif:
“Jalankan saja perintah itu dengan baik!”
“Sajikan nasi dengan lauk pauknya yang enak”.
.
Awalan ber dengan akhiran kan
Pasangan ber--kan pada umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kata kerja transitif dari kata apa saja (kb, kk, kkead, ksf) akan tetapi kalimat yang dibentuk adalah kalimat pasif:
“Mahkota itu bertatahkan berlian”. Terlihat, walaupun kata kerja bertatahkan adalah transitif (diikuti oleh kata benda sebagai objek), namun pokok kalimat tidak melakukan keja tatah, jadi kalimat itu pasif.
Kalimat itu bisa diubah: “Mahkota itu ditatahi berlian”. Ini jelas kalimat pasif.

Awalan di dengan akhiran i
Pasangan di--i pada umumnya dipakai untukmembentuk kalimat pasif, dimana kata kerja yang diberi awalan/akhiran di-- i akan menjadi kata kerja transitif/intransitif dan umumnya diikuti kata depan oleh namun sering dihilangkan:
“Wilayah itu telah diduduki (oleh) Israel sejak tahun 1967”.
“Tsunami pada umumnya didahului oleh gempa yang dahsyat”.
.
Awalan di dengan akhiran kan
Pasangan di--kan pada umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kalimat pasif atau membentuk kata kerja intransitif. Kata kerjanya biasanya diikuti oleh kata depan oleh, ke, kedalam, pada/kepada, namun kadang-kadang boleh dihilangkan:
“Perannya digantikan oleh pemain yang lebih cekatan”.
“Biaya perbaikan itu tak bisa dibebankan kepadanya”.
- Membentuk kata kerja yang pelaku dari “kerja” menyebabkan objeknya yang bergerak.
“Wanita itu dinikahkan (oleh) ayahnya dengan pemuda idamannya”. Jelas yang nikah adalah wanita itu, ayahnya menyebabkan objeknya (wanita itu) melakukan “kerja” nikah, sedangkan ayahnya tidak nikah (=menikahkan).
Bandingkan dengan kalimat: “Wanita itu dinikahi (oleh) ayah pemuda itu.”. Disini akhiran i menggantikan akhiran kan yang menyatakan pelaku “kerja” melakukan kerja nikah atas objeknya, artinya ayah pemuda itu melakukan kerja nikah pada objeknya (=menikahi).

Coba perhatikan kalimat: “Kecelakaan itu tak bisa dihindarkan (oleh sopir)”. Kalimat ini menggambarkan seolah-olah kecelakaan telah ada (exist), dan sopir tak bisa mengatur objeknya (kecelakaan) melakukan kerja hindar. Jelas kalimat ini salah secara tata bahasa.
Coba ubah kalimat itu: “Kecelakaan itu tak bisa dihindari (oleh sopir)”. Dalam kalimat ini sopir yang (berusaha) melakukan kerja hindar atas kecelakaan yang belum ada, tetapi sopir tak bisa melakukannya. Jadi kalimat yang betul adalah yang terakhir ini.
.
Awalan ke
Hanya ada tiga kata yang dibentuk dengan awalan ke tanpa akhiran an yaitu: ketua, kekasih, kehendak. Fungsi awalan ke disini membentuk kata benda dari kata keadaan.
.
Awalan ke dengan akhiran an
Pasangan ke-- an umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kata selain kata benda menjadi kata yang dibendakan: kemauan, keamanan.
- Apabila dibentuk dari kata keadaan, maka pasangan ke--an dipakai untuk menyatakan “dalam keadaan” : kesakitan, kelelahan, kesedihan.
.
Awalan me
Dalam pemakaiannya awalan me dapat berubah bentuk menjadi:
mem’ bila kata dasarnya dimulai dengan huruf b (bentuk-membentuk) atau bila kata dasarnya dimulai dengan huruf p, huruf awal dihilangkan (pukul-memukul), atau bila mendahului awalan per (perlama-memperlama)
meny’ bila kata dasarnya dimulai dengan huruf s, huruf awal dihilangkan kecuali untuk kata dasar yang berasal dari bahasa asing, huruf s tidak hilang, dan awalan me menjadi men (sempit-menyempit, sosialisasi-mensosialisasi).
meng’ bila kata dasarnya dimulai dengan huruf k, huruf awal dihilangkan kecuali untuk kata dasar yang berasal dari bahasa asing, huruf k tidak hilang, atau bila kata dasarnya dimulai dengan huruf g (kabut-mengabut, kreasi-mengkreasi, ganggu-mengganggu) dan bila kata dasarnya dimulai dengan huruf h (hilang-menghilang, hapus-menghapus).
men’ bila kata dasarnya dimulai dengan huruf c (cakar-mencakar), kata dasar dimulai dengan huruf d (dasar-mendasar), kata dasar dimulai dengan huruf t, huruf awal hilang (takar-menakar).

Awalan me pada umumnya dipakai untuk:
- Mengubah kata yang bukan kata kerja menjadi kata kerja: melaut, membesar.
- Mengubah kata kerja intransitif menjadi kk transitif: menulis, membuang, merangkai.
- Membentuk kalimat aktif, artinya pokok kalimat melakukan kerja dari sebutan/predikat.
- Membentuk kata benda atau kata kerja menjadi kata sifat: membubung, mendengar.
.
Awalan me dengan akhiran i
Pasangan me--i pada umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kata kerja transitif dari kata apa saja, dengan pengertian pokok kalimat melakukan kerja atas objeknya:
“Ia mendahului pelari didepannya” , artinya ia melakukan “kerja” dahulu. “Ia menikmati masa tuanya”, artinya ia melakukan “kerja” nikmat.
“Ia memaklumi kesulitan yang dihadapi para guru”, artinya ia melakukan “kerja” maklum. Ingat bahwa dahulu, nikmat dan maklum aslinya bukanlah kata kerja. Perlu diingat bahwa tidak semua kata bisa beri pasangan me--i, itu tergantung dari kata aslinya.
- Menunjukkan suatu pekerjaan dilakukan berulang kali:
“Ia menangisi kepergian ibunya”, artinya berulangkali menangis.
“Ia memukuli penjahat itu dengan gagang sapu”, artinya ia memukul lebih dari satu kali.
.
Awalan me dengan akhiran kan
Pasangan me--kan umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kata kerja transitif dari kata apa saja, dengan pengertian pokok kalimat melakukan kerja atas objeknya:
“Ia merelakan semua uangnya untuk disumbangkan”, artinya ia melakukan “kerja” rela.
“Ia menciptakan robot pekerja”, artinya ia melakukan “kerja” cipta.
- Berbeda dengan pasangan me--i, pokok kalimat pada pasangan me--kan tidak selalu melakukan kerja pada objeknya tetapi menyebabkan objeknya melakukan “kerja”, misalnya:
“Ia menghindarkan makanan itu dari penglihatan orang yang sedang puasa”, artinya yang terhindar adalah makanan itu.
“Ia menghindari makanan berlemak”, artinya yang terhindar adalah ia (pokok kalimat).
.
Awalan pe
Dalam pemakaiannya awalan pe dapat berubah bentuk menjadi:
pem’ bila kata dasarnya dimulai dengan huruf b (bina-pembina, buru-pemburu) atau bila kata dasarnya dimulai dengan huruf p, maka huruf p dihilangkan (pemicu, pemahat).
peng’ bila kata dasarnya dimulai dengan huruf g, h, atau l (penggila, penghasil, penglihatan), atau bila kata dasarnya dimulai dengan huruf k, maka huruf k dihilangkan (kirim-pengirim, kunci-pengunci).
pen’ bila kata dasarnya dimulai dengan huruf c, d, atau j (pencatat, pendaki, penjahat), atau bila kata dasarnya dimulai dengan huruf t, maka huruf t dihilangkan (peniru, penari).
peny’ bila kata dasarnya dimulai dengan huruf s, dimana huruf s dihilangkan (sakit-penyakit, sunting-penyunting, sambung-penyambung).
Awalan pe pada umumnya dipakai untuk:
- Menunjukkan orang yang melakukan kerja atau mempunyai keahlian kerja yang disebutkan (pencatat, pemikir, peniru, petinju dsb).
.
Awalan pe dengan akhiran an
Pasangan pe--an pada umumnya dipakai untuk:
- Mengubah kata selain kata benda menjadi kata benda atau yang dibendakan (pelarian, pemukiman, penjelasan).
.
Awalan per
Awalan per pada umumnya dipakai bersamaan dengan akhiran an atau kan, atau awalan me. Apabila awalan per dipakai tanpa tambahan-tambahan tersebut maka kalimat yang dibentuk adalah kalimat perintah dimana kata kerjanya bisa transitif, bisa juga intransitif misalnya:
“Coba perjelas!”
“Jangan (mem)perburuk situasi”. Kata kerja yang diberi awalan per ini bisa jadi transitif, bisa juga intransitif.
.
Pasangan memper-- dipakai untuk:
- Membentuk kata kerja transitif dari kata yang bukan kata kerja (kb, kkead, ksf): (memperbudak, memperluas, memperbanyak, memperkuat).
.
Awalan per dengan akhiran an
Pasangan per--an pada umumnya dipakai untuk:
- Menunjukkan tempat kumpulan kegiatan (pertambangan, perkapalan, pertandingan).
- Membentuk kata benda atau yang dibendakan dari kata selain kata benda (perselisihan, persatuan, perkataan, perkiraan).
.
Awalan per dengan akhiran i
Pasangan per--i pada umumnya dipakai bersama dengan awalan me. Apabila pasangan per--i dipakai tanpa awalan me, biasanya kalimat yang dibentuk adalah kalimat perintah dimana kata kerjanya menjadi transitif misalnya:
“Jangan lupa perbaiki motor itu!”
Pasangan memper--i pada umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kata kerja transitif dari kata yang bukan kata kerja (kkead, ksf, kbil): (memperbaiki, mempersakiti, mempertigai).
.
Awalan per dengan akhiran kan
Pasangan per--kan pada umumnya dipakai untuk:
- Membentuk kata kerja transitif dari kata yang bukan kata kerja: (pertahankan, persembahkan, perhitungkan).
.
Awalan ter
Ada empat macam pemakaian awalan ter
-Awalan ter yang dipakai untuk menunjukkan tingkat tertinggi dari suatu kata keadaan atau kata sifat. Pengertian kata keadaan atau kata sifat dibuat tingkatan misalnya:
pandai-lebih pandai-terpandai, tinggi-lebih tinggi-tertinggi.
Dalam bahasa Inggeris disebut “degree of comparison”, misalnya: good-better-best, high-higher-highest.
- Awalan ter yang mengubah kata kerja menjadi kata sifat: termenung, tercengang.
- Awalan ter yang menunjukkan suatu kata kerja berlangsung tanpa sengaja: terbangun, tertimbun, terpukul
- Awalan ter yang menunjukkan suatu kata kerja dapat/sanggup dilakukan: tersentuh.
.
Awalan ter dengan akhiran kan
Pasangan ter--kan pada umumnya sama saja dengan awalan ter, namun bedanya, pokok kalimat merupakan penderita (object) dari kata kerjanya:
“Juara itu akhirnya terkalahkan juga oleh penantangnya”.

Kamis, 23 Juli 2009

Satuan dan Dimensi

Catatan/Perhatian Untuk Pembaca
Asli tulisan ini dibuat memakai MS Word yang memiliki opsi penulisan dengan tanda pangkat, subscript, under-line dan formula matematika. Ternyata setelah di copy kedalam blogfile ini, semua tanda pangkat dan subscript tertulis dalam satu garis rata, dan semua formula matematika menjadi hilang, sehingga secara teknis tulisan ini sebagian tak bisa dibaca.
Misalnya: A pangkat 2 tertulis A2, kilogram dengan subscript massa tertulis kilogrammassa.
Dan semua rumus matematika dalam tulisan ini bahkan hilang sama sekali.
Semula penulis berniat menghentikan tulisan ini selanjutnya, namun setelah ditelaah, tulisan ini bila dibaca tanpa memperdulikan bentuk-bentuk pangkat, subscript dan rumus, essay-nya tetap bermanfaat bagi pembaca umum. Karena tujuan awal tulisan ini bukan hanya untuk akademisi tetapi juga untuk umum, bidang bisnis dan sebagainya, maka tulisan ini tetap dilanjutkan. Apabila cukup banyak pembaca yang menyatakan keinginan untuk mengetahui tulisan ini secara komplit, dalam waktu yang tidak begitu lama penulis berniat membuat tulisan ini menjadi buku elektronik, saat mana penulis akan menginformasikannya.


II. Satuan Sistim Dinamis dan Sistim Statis

2.1. Lambang Dimensi Satuan
Setiap satuan dalam bidang Sains dan Teknik dapat diberi lambang dimensi yang menggambarkan faktor-faktor pembentuk satuan tersebut. Lambang dimensi dipakai untuk mengontrol apakah satuan yang diberikan sesuai dengan hasil perhitungan hukum-hukum fisika dan teknik . Penjumlahan atau pengurangan dari suatu nilai hanya mungkin dilakukan atas nilai-nilai yang sejenis atau sama lambang dimensinya.
Sebagai pembanding sederhana, dapat dipakai contoh berikut :
7 ayam + 3 ayam = 10 ayam. Menggambarkan lambang dimensi nilai yang sama dapat dijumlah.
5 kambing – 3 ikan = ? Jelas tak mungkin, karena lambang dimensi masing-masing berbeda.
12 m2 + 25 m2 = 27 m2. Penjumlahan dimungkinkan karena berlambang dimensi sama.
3 kg + 20 m = ? Jelas tak mungkin karena lambang dimensi masing-masing berbeda.
3 m2 + 10 m = ? Jelas tidak mungkin, karena lambang dimensi masing-masing berbeda.
Dalam ilmu fisika, komponen awal pembentuk lambang dimensi satuan akan terdiri dari:
M (massa), L (panjang), dan T (waktu) untuk Sistim Dinamis/MLT.
F (gaya), L (panjang), dan T (waktu) untuk Sistim Statis/FLT.
Lambang F, M, L, dan T tersebut dipakai sebelum ketentuan Sistim Internasional direvisi pada Konferensi Lembaga Berat dan Ukuran Internasional pada tahun 1971. Lambang dimensi tidak termasuk dalam SI, karena SI hanya menetapkan lambang satuan dan singkatannya ditetapkan dengan satu atau dua huruf, baik huruf besar maupun huruf kecil. Dalam Sistim Internasional yang dijelaskan pada Bab tersendiri, ditetapkan lambang satuan untuk tujuh satuan dasar yang disepakati didefinisikan yaitu kg (massa-kilogram), m (panjang-meter), s (waktu-detik/second), A ( arus listik-ampere ), cd ( intensitas penerangan-candela ), mol ( jumlah zat ), dan T ( temperatur-derajat K ). Untuk sementara sampai pada bagian yang membicarakannya, satuan-satuan SI tersebut belum dibahas. Satuan yang memakai sistim lama dibicarakan lebih dahulu sehingga istilah lambang dimensi tetap dipakai dalam bentuk formula, sedang lambang satuan dipakai sewaktu perhitungan nilai-nilai. Dengan cara itu, diharapkan sewaktu mempergunakan Sistim Internasional, pembaca sudah faham asal-usulnya, dan apabila suatu waktu menemukan sistim berbeda, tidak akan sulit memahaminya. Semua satuan lain dibentuk dari ikatan aljabar dari satuan-satuan yang didefinisikan itu, kombinasinya ataupun kombinasi dengan satuan yang belum tercakup di dalamnya. Penjelasan tentang hal ini diberikan pada Bab tersendiri.
.

2.2. Satuan Sistim Dinamis / MLT
Sistim Dinamis adalah sistim yang menetapkan satuan yang didefinisikan adalah massa (M), panjang (L) dan waktu (T)
Oleh karena yang didefinisikan adalah M, L, dan T, maka Sistim ini disebut sebagai Sistim MLT dan karena ukuran yang didefinisikan relatif besar maka sistim ini juga disebut sebagai Sistim Dinamis Besar. Dalam pertemuan ahli-ahli di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional yang ke 14 pada tahun 1971 ditetapkan Sistim Satuan Internasinal disingkat SI yang mengadopsi Sistim Dinamis Besar (MLT) namun dengan ketentuan lebih terperinci. Sistim Internasional (SI) ini berlaku hampir disemua Negara di dunia khususnya dalam bidang Sains, kecuali di Negara-negara tertentu. Pertemuan para ahli tersebut disebut “La Conference Generale des Poids et Measures” disingkat CGPM atau dalam Bahasa Inggeris “The General Conference of Weights and Measures”. Pertemuan-pertemuan para ahli tersebut selanjutnya dilakukan pada waktu yang dirasa perlu untuk mengaktualkan definisi satuan dan kebijakan lainnya, diantaranya menghasilkan perubahan pada tahun 1976, 1983 dan 1999.
Pada SistimDinamis Besar, didefinisikan massa 1 kg(massa) atau ditulis 1kgm = massa silinder platinum-iridium yang disimpan di Lembaga Ukuran dan Berat Internasional di Paris. Ditulis M = 1 kgm.
Satuan panjang didefinisikan 1 meter adalah 1/299 792 458 kali jarak tempuh cahaya (dalam satuan meter) setiap detik dalam ruang hampa (vacuum). L = 1 meter.
Satuan waktu didefinisikan 1 second = 9.192.631.770 kali periode frekuensi isotop Cs133 seperti ditulis pada Pasal 1.4 diatas. Ditulis t = 1 second
Seperti diketahui hukum Newton ke-dua adalah
F = M x a
dimana F = gaya, M = massa dan a = percepatan.
Dari pelajaran Mekanika, percepatan adalah jarak (dalam satuan panjang) / waktu pangkat dua, sehingga satuan a = 1 = 1 .
Maka didapat satu satuan gaya dalam sistim MLT : F = 1 kgm .
Dengan demikian dapat ditulis lambang dimensi gaya dalam Sistim Dinamis Besar (MLT) adalah ( ML/T2 ) atau ( MLT-2 ). Satuan ini disebut newton ( N ) sehingga
1 newton = 1 kgm .m/s2
Dapat diartikan, 1 newton adalah besarnya gaya yang memberikan percepatan 1m/s2 kepada massa sebesar 1 kgm.
Keputusan Lembaga Berat dan Ukuran Internasional tahun 1971 menetapkan 1 kgmass hanya ditulis 1 kg, sehingga dalam buku-buku Sains setiap penulisan kg mengacu pada kg(massa). Dengan demikian penulisan seperti kgmass atau kgm tidak ditemukan lagi pada buku-buku Sains terbitan baru. Inilah yang menjadi kerancuan dalam praktek sehari-hari di perdagangan, dimana kg dapat diartikan mengacu pada kg(gaya), seperti akan dibahas pada Pasal 2.3 berikut, dan juga diingatkan pada Pasal 8.2.2 dari tulisan ini.Perlu diingatkan, untuk sementara pembahasan ini belum mengacu pada Sistim Satuan Internasional 1971 dan seterusnya namun bila dirasa perlu, suatu penjelasan tentang perbedaannya langsung diberikan. Pendefinisian satuan telah disamakan dengan ketentuan terakhir, namun sistim yang diuraikan berikut ini masih memakai Sistim Dinamis Besar. Karena satuan-satuan yang didefinisikan adalah meter, kilogram dan second maka sistim ini disebut juga sebagai Sistim MKS sebagai singkatan dari Meter, Kilogram dan Second. Sebagai bagian dari Sistim Dinamis ditetapkan pula Sistim Dinamis Kecil dengan satuan massa 1 grammass yang ditulis 1 gm, satuan panjang 1 centimeter(cm) dan satuan waktu 1 second. Oleh karena itu Sistim Dinamis Kecil disebut juga Sistim cgs , singkatan dari centimeter-gram-second.
Maka untuk Sistim Dinamis Kecil, satu satuan gaya adalah: F = 1 gm x cm/s2.
Satuan ini disebut dyne sehingga
1 dyne = 1 gm. cm/s2.
Dapat dihitung 1 newton = 1.000 gm x 100 cm/s2 = 100.000 dyne = 105 dyne.


2.3. Satuan Sistim Statis/FLT
Pada Sistim ini, satuan yang didefinisikan adalah gaya (F), panjang (L) dan waktu (T). Oleh karena itu sistim satuan ini disebut juga sebagai Sistim FLT. Walaupun dalam buku-buku Sains sistim ini sudah tidak digunakan, namun dalam perdagangan dan kehidupan sehari-hari, satuan ini beserta turunannya tetap dipakai di hampir seluruh dunia.
Didefinisikan gaya 1 kg (gaya) ditulis 1 kgf adalah gaya tarik bumi terhadap massa silinder platinum-iridium (yang disimpan) di Paris tersebut Pasal 1.4 diatas. Didefinisikan F = 1 kgforce atau 1 kgf. Oleh karena tidak mungkin mendapatkan ukuran pas 1 kgf dengan cara pengukuran berat silinder tersebut ditempat lain, maka ditetapkan nilai percepatan gaya tarik bumi g standard seperti di kota Paris yaitu 9,80665 m/s2 atau 980,665 cm/s2. Untuk membuat nilai 1 kgf menjadi standard, maka semua alat ukur yang dipakai dimanapun di bumi harus ditera secara teliti dari spesimen yang disimpan di Paris tersebut.
Didefinisikan panjang dan waktu sesuai dengan Sistim Satuan Dinamis
Didefinisikan L = 1 meter dan T = 1 second.
Dari hukum Newton ke-dua F = M x a, artinya M = F / a
Jadi satu satuan massa dalam sistim FLT adalah : M = 1 kgf- dan karenanya diberi lambang dimensi (FT2/L) atau ( FT2L-1) .
Oleh karena satuan-satuan yang didefinisikan diatas relatif besar, maka sistim ini disebut sebagai Sistim Statis Besar. Ditetapkan pula Sistim Statis Kecil dengan satuan gaya 1 gram(gaya) ditulis 1 gf , satuan panjang 1 cm dan satuan waktu 1 second.
Maka untuk Sistim Statis Kecil, satu satuan massa M = 1 gf-
Satuan Massa Statis Besar disingkat disingkat SMSB, sedangkan Satuan Massa Statis Kecil disinkat SMSK.
Didapat 1 SMSB = 1.000 gf . s2/100 cm = 10 SMSK
Gaya tarik bumi terhadap massa silinder platinum-iridium tersebut diatas adalah1 kgf.
F = M x a
dimana M adalah 1 kgmass dan a adalah percepatan gravitasi bumi g (di kota Paris)
sehingga 1 kgf = 1 kgm . g (m/s2) = g newton.
dimana gravitasi g dihitung dalam meter per detik2.
Oleh karena di kota Paris g adalah 9,80665 m/s2 maka
1 kgf = 9,80665 newton (N)
Begitu pula dihitung 1 gramforce = 1 gm . g (cm/s2) = g dyne
dimana gravitasi g (di kota Paris) dihitung dalam cm per detik2.
Nilai g di kota Paris 980,665 cm/s2 , jadi
1 gramforce = 980,665 dyne
Jelas bahwa walaupun gravitasi di tiap tempat di muka bumi berbeda-beda, namun dengan definisi diatas 1 kgforce atau ditulis 1 kgf atau sering disebut 1 kilopond adalah tetap sebesar 9,80665 N, jadi berlaku diseluruh dunia sehingga 1 kgf di Paris sama dengan 1 kgf di Jakarta dan sebagainya.
Yang membuat kebanyakan orang bingung adalah, dalam praktek sehari-hari dan perdagangan, 1 kgforce atau 1 kgf hanya ditulis 1 kg, dan menjadi rancu dengan penulisan 1 kg dalam Sistim Internasional (MKS) diatas yang mengacu pada 1 kgmass. Oleh karena itu dianjurkan kepada pembaca tulisan ini untuk berhati-hati dalam memakai atau mengartikan 1 kg. Bila dalam perhitungan Sains, itu mengacu pada massa namun dalam sehari-hari dan perdagangan itu mengacu pada berat, yang berarti juga gaya (gaya tarik bumi terhadap massa).

2.4. Sebutan Sistim Metrik
Pada akhir abad 18, sering dijumpai masing-masing Negara di Eropa memiliki satuan panjang, luas tanah dan berat berlainan di tiap Negara, bahkan ditiap wilayah dalam satu Negara. Pedagang, para Ahli dan orang terpelajar merasakan pentingnya kesamaan dalam menentukan ukuran. Salah satu ukuran yang disepakati beberapa Ahli adalah satuan panjang meter. Di Perancis walaupun resminya satuan ini diberlakukan tahun 1799, namun realitasnya yang umum adalah mulai tahun 1837. Baik Sistim Dinamis maupun Sistim Statis mempergunakan satuan meter dan memakai decimal untuk fraksi ataupun kalipatannya. Karena sifat ini dimiliki oleh satuan panjang “meter”, maka setiap satuan yang bersifat decimal diberi sebutan Satuan Metrik, sedang sistim yang memakainya disebut Sistim Metrik.


2.5. Sistim Inggeris
Identik dengan sistim pada Pasal 2.1 dan 2.2 , Negara Inggeris dan beberapa negara “common-wealth” dan Amerika Serikat memakai sistim, baik FLT maupun MLT namun dengan nilai satuan yang berbeda. Walaupun pada prinsipnya Negara-negara tersebut menyetujui memakai sistim SI tahun 1971, namun agaknya memakan waktu yang masih lama untuk menerapkannya di Negara-negara tersebut. Misalnya pada perdagangan emas internasional, harga-harga satuan perdagangan masih ditetapkan menurut Satuan Inggeris troy-ounce (1 troy-ounce = 31,10348 gramf) atau dalam satuan Sistim Statis (FLT) gramf atau kgf. Alat ukur perdagangan umumnya adalah timbangan, jadi yang diukur adalah berat (satuan gaya), sedangkan alat ukur massa walaupun telah dibuat namun belum popular. Pengertian antara massa, gaya dan berat akan dibahas lebih jauh dalam Pasal tersendiri.


2.5.1 Sistim MLT-Inggeris
Satuan massa didefinisikan 1 lbmass ditulis lbm dibaca 1 pound massa.
Apabila dikonversikan 1 lbmass = 454 grammass.
Satu satuan panjang didefinisikan 1 ft dibaca 1 feet atau 1 kaki.
Dikonversikan 1 ft = 30,048 cm.
Satuan waktu didefinisikan 1 detik atau 1 second disingkat 1 s.
Didapatkan satuan gaya yang dihitung dengan Hukum Newton ke-dua yaitu 1 lbm-ft / s2 yaitu gaya yang memberikan percepatan sebesar 1 ft/s2 kepada massa sebesar 1 lbm. Satuan gaya ini disebut poundal. Jadi
Gaya 1 poundal = 1 lbm.ft /s2

Perlu diingat bahwa satuan Inggeris memakai kelipatan 12 , bukan puluhan seperti :
1 ft = 12 inch dengan konversi 1 inch = 254 mm (millimeter) atau = 2,54 cm


2.5.2 Sistim FLT –Inggeris
Satuan gaya didefinisikan 1 lbforce atau 1 lbgaya ditulis 1 lbf dibaca 1 pound gaya adalah gaya tarik bumi terhadap massa 1 lbmass di kota London
Oleh karena gravitasi di London adalah 386,22 ft/s2, maka sesuai penjelasan diatas didapat 1 lbforce = 386,22 poundals
Untuk penyesuaian dengan satuan lain, dikonversikan 1 lbf = 454 gramf
Satuan panjang dan satuan waktu sama dengan Sistim MLT diatas yakni masing-masing 1 ft untuk satuan panjang dan 1 second untuk satuan waktu.
Maka satuan massa dalam sistim ini dihitung dengan Hukum Newton ke-dua yaitu 1 lbforce.s2/ft dan ini disebut pula slug. Jadi
Massa 1 slug = 1 lbf.s2 / ft

Sebagian besar Negara di dunia sudah tidak memakai Sistim Inggeris namun produk-produk buatan Inggeris, Amerika Serikat dan negara-negara “common-wealth” masih memakai sistim ini, sehingga masih perlu pengetahuan tentang sistim ini agar konversi antar sistim lebih mudah dilaksanakan dan difahami. Buku-buku Amerika sampai saat ini masih menulis satuan-satuan dalam dua sistim yaitu SI dan Inggeris.
Suatu turunan dari satuan lbf yang disebut ounce bahkan sampai sekarang dipakai dalam perdagangan internasional.
Ada tiga macam penamaan ounce, yaitu 1 ounce avoirdupois (traditional) = 1/16 lb = 28,3495 gram, 1 troy-ounce (dipakai untuk logam mulia emas/perak) dan 1 ounce apothecary. Berbeda dengan 1 lb traditional ( kira-kira = 454 gram), 1 lb apothecary = 373,2417 gram. Besaran 1 troy-ounce = 1 ounce apothecary = 1/12 lb apothecary = 31,10348 gram. Berdasarkan Satuan Internasional (SI) tahun 1971 ukuran jumlah suatu bahan adalah jumlah massa, walaupun sehari-hari ditakar pakai timbangan. Bentuk satuan berat atau force dihapus, sehingga satuan dianggap massa dan 1 lbapothecary dikonversi menjadi = 373,2417 gram (massa) maka:
1 troy ounce = 31,10348 gram (massa)
Untuk diketahui, kata ounce berasal dari bahasa Latin uncia , yang berarti 1/12 bagian, karena 1 pound Romawi terdiri dari 12 uncia. Kata inchi juga berasal dari akar kata yang sama yang berarti 1/12 foot.
Kebanyakan buku-buku Amerika sampai saat ini masih menulis satuan-satuan dalam dua sistim yaitu SI dan Inggeris.
Misalnya : Massa ditulis …. kg (….lbmass) atau (….slug)
Gaya ditulis …. N (… poundal) atau (….pound force)
Juga misalnya ….m (….ft) dan ….m2 (….ft2)
Uraian selanjutnya dalam buku ini akan tetap menjelaskan kedua sistim ini, baik Sistim Metrik (MKS-cgs-Statis Besar-Statis Kecil) maupun Sistim Inggeris (MLT – FLT).


2.5.3. Satuan Inggeris Spesifik
Beberapa ukuran yang dipakai di Inggeris, Amerika Serikat dan beberapa Negara common-wealth tidak bersangkut paut secara langsung dengan satuan lb (pound), feet (ft) dan second.(s). Jenis ukuran yang masih terpakai sampai saat ini seperti barrel, pint, quarts, dan lain-lainnya akan dicantumkan dalam tabel konversi yaitu Tabel 8.3.6 pada Bab terakhir tulisan ini.

Rabu, 22 Juli 2009

Dasar-Dasar Tata Bahasa –Bahasa Indonesia

1. Mengenal Jenis Kata
Ada beberapa jenis kata : kata benda-kb. (noun-n.), kata kerja-kk. (verb-v.), kata keadaan-kkead. (adjective-adj.), kata keterangan/sifat-ksf. (adverb-adv.), kata ganti-kgt. (pronoun-pron.), kata bilangan-kbil. (numeral-num.), kata sambung-ksmb. (conjunction-conj.), kata sandang-ksdg (article-art.), kata tanya-ktny (interrogative pronoun-int.pron), kata depan-kdpn (preposition-prep) dan kata seru-ksr (interjection-interj).
.
Kata Benda
Dibedakan kata benda asli dengan kata yang dibendakan (dibentuk dari kata lain).
Contoh kata benda asli: meja, kunci, ayam, sabun dan sebagainya.
Contoh kata yang dibendakan : rangkaian, pelanggaran, kecelakaan, dan sebagainya.
Pembentukan kata yang dibendakan akan dijelaskan pada pasal mengenai awalan dan akhiran pada tulisan berikut.
.
Kata Kerja
Ada tiga jenis kata kerja: kk transitif-trans. (transitive v-trans.v), kk intransitif/intransitif (intransitive v-intrans.v), dan kk trans./intrans. (trans./intrans.v).
Transitif adalah sifat kata kerja yang mengharuskan suatau kata benda atau yang dibendakan berada langsung dibelakang kata kerja itu.
Intransitif tidak mengharuskan kata benda atau yang dibendakan dibelakangnya. Transitif/intransitif boleh diikuti kata benda, boleh juga tidak diikuti kata benda dibelakang kata kerja tersebut.
.
Kata Keadaan
Kata keadaan adalah kata yang menerangkan kata benda.
Contoh :
rumah putih – putih adalah kata keadaan yang menerangkan kata benda rumah
tarian sunda – sunda adalah kata keadaan yang menerangkan kata benda tarian.
Ada dua hal yang dapat dicatat bahwa:
- Kata keadaan dapat berasal dari jenis kata asli apa saja, baik kb, kk atau jenis kata lain.
- Berlaku hukum DM: kata yang menerangkan berada sesudah kata yang diterangkan.
.
Kata Keterangan/Sifat
Kata keterangan/sifat adalah kata yang menerangkan kata selain kata benda.
Contoh :
berlari cepat – cepat adalah kata sifat yang menerangkan kata kerja berlari;
biru muda - muda adalah kata sifat yang menerangkan kata keadaan biru;
lompat galah, renang kupu-kupu, selancar angin dan sebagainya.
.
Dapat dicatat hal-hal sebagai berikut:
- Kata keterangan/sifat dapat berasal dari kata asli apa saja, baik kb, atau jenis kata lain.
- Kata keterangan/sifat dapat dibentuk dari kk tertentu (tidak semuanya) dengan memberi awalan me dan akhiran kan , misalnya mengagumkan, memilukan, adalah kata sifat, misalnya : “Akrobat itu mengagumkan” dimana kata sifatnya dibentuk dari kata kerja kagum atau “Tangisan anak itu memilukan” dimana kata sifatnya dibentuk dari kata keadaan pilu.
.
Perlu diingat bahwa awalan me dan akhiran kan pada awalnya adalah pembentukan kk transitif dari kk intransitif, seperti akan dijelaskan pada pasal “Menyusun Kalimat”.
Akibat pengaruh Bahasa Inggeris dimana hampir semua kata kerja dapat diubah menjadi kata sifat, sering pemakaian bahasa tidak teliti, menganggap semua kata kerja dalam Bahasa Indonesia juga dapat diubah menjadi kata sifat misal kalimat: “Usaha ritel buku itu menjanjikan”. Jelas ini tidak tepat, karena menjanjikan adalah kk transitif yang harus diikuti kata benda misalnya keuntungan.
- Berlaku hukum DM: seperti penjelasan diatas.
.
Kata Ganti
Dibedakan dua macam kata ganti:
- Kata ganti orang: aku, saya, dinamakan sebagai kata ganti orang pertama tunggal; kita, kami, dinamakan sebagai kata ganti orang pertama jamak; Anda, kau, kamu, dinamakan sebagai kata ganti orang kedua tunggal; kamu, kalian, dinamakan sebagai kata ganti orsng kedua jamak; dia, ia dinamakan sebagai kata ganti orang ketiga tunggal; mereka, dinamakan sebagai kata ganti orang ketiga jamak.
.
Bentuk memiliki (possessive) dari kata ganti orang dalam Bahasa Indonesia hampir tidak berubah dari bentuk awal, misalnya sepedaku, sepeda saya, sepedamu, sepeda kamu, sepeda Anda, sepeda kalian, sepedanya, sepeda mereka.

Begitu juga bentuk penderita(objek): memukulku, memukulmu, memukul saya dsb.
.
Dalam Bahasa Inggeris, kata ganti orang selalu berubah bentuk bila dipakai sebagai possessive dan sebagai object, seperti berikut :
I menjadi my (possessive), me (object), mine (possessive).
You menjadi your (possessive), you (object), yours (possessive).
He menjadi his (possessive), him (object), his (possessive).
She menjadi her (possessive), her (object), hers (possessive).
They menjadi their (possesive), them (object), theirs (possessive).
- Kata ganti bukan orang: itu, ini baik sebagai bentuk tunggal maupun bentuk jamak.
.
Kata Bilangan
Kata bilangan ada dua jenis: terhitung dan tak terhitung.
Kata bilangan terhitung misalnya: nol, tiga, sepuluh, sejuta lima ratus enam puluh dsb.
Kata bilangan tak terhitung misalnya: banyak, semua, seluruh(nya), sedikit dsb.
.
Kata Sambung
Contoh kata sambung: dan, dengan, bila, bahwa, kalau, apabila, andai, umpama.
Kata sambung dapat menghubungkan dua kata, dapat pula menghubungkan dua kalimat.
.
Kata Sandang
Contoh kata sandang: si, sang, hang, dang.
.
Kata Tanya
Contoh kata tanya: apa, siapa, berapa, bagaimana, dimana, kenapa.
.
Kata Depan
Contoh kata depan: didalam, diatas, pada, diluar, disamping, dimuka, dibelakang.
.
Kata Seru
Contoh kata seru: hai, oh, hallo, aduh.

Contoh-contoh kalimat yang tidak sesuai dengan tata bahasa.
Pemakaian kosakata yang tidak semestinya berikut ini, sering muncul di media cetak atau televisi:
.
- Untuk menghindarkan kecelakaan, ia membelokkan stir ke kiri.
Seharusnya: Untuk menghindari kecelakaan, ….dst, sebab bila kecelakaan dihindarkan, berarti kecelakaan ada dan dipindah ketempat lain.
.
- Asap kebakaran membumbung tinggi keangkasa.
Seharusnya: Asap kebakaran membubung … dst, sebab berasal dari kata bubung, yaitu bagian paling tinggi dari rumah.
.
- Walaupun diancam dengan senjata tajam, ia tetap bergeming.
Seharusnya: ...., ia tetap tidak bergeming, sebab kata geming berasal dari akar kata bahasa Melayu gamang yang berarti takut (jatuh).
Dalam hal ini pernah terjadi polemik di koran Kompas, karena ada pembaca yang ingin mengkoreksi kalimat seperti itu, tetapi Kompas beralasan terjemahan kata geming telah sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yang dikeluarkan Pusat Bahasa.
Kekeliruan kamus tersebut mungkin timbul karena penyusunnya tidak faham bahasa Melayu (yang merupakan cikal bakal bahasa Indonesia).
.
Anehnya penulis sering pula menemukan pemakaian kata geming dengan benar artinya sesuai dengan pengertian masyarakat umum, tapi bertentangan dengan KBBI. Harusnya Pusat Bahasa tidak perlu ragu untuk meralat arti geming dalam KBBI itu, agar tidak membingungkan.
.
- Dalam rapat tersebut membahas rencana pengadaan alat peraga di Sekolah Dasar.
Seharusnya: Dalam rapat tersebut dibahas rencana ….dst, atau: Rapat tersebut membahas rencana ….dst.
Alasan tata bahasanya : Kata “dalam” yang mengawali kalimat menunjukkan kata rapat adalah tempat sehingga kalimat itu adalah kalimat pasif (kata kerjanya harus memakai awalan di).
.
Apabila kalimat dimulai dengan “rapat”, itu berupa pokok kalimat, maka kalimat itu adalah kalimat aktif (kk harus/boleh memakai awalan me).
.
- Para pendemo yang anarkis melempari batu kepada petugas pengamanan.
Seharusnya: Para….melempari petugas keamanan dengan batu, karena awalan me dan akhiran i pada kk lempar, menjadikannya kk transitif dimana petugas keamanan (bukan batu) yang merupakan pelengkap penderita (object).
.
- Para pendemo melemparkan polisi dengan benda-benda keras seperti batu, kayu dsb.
Seharusnya akhiran kan tidak boleh dipakai pada kalimat ini, sebab bisa berarti polisi yang dilemparkan, jelas tidak sesuai dengan maksud berita itu.
.
- Kekacauan itu menimbulkan pada kemunduran ekonomi secara nasional.
Seharusnya: Kekacauan itu menimbulkan kemunduran ekonomi secara nasional. Sebab kk menimbulkan adalah kk transitif, yang harus langsung diikuti kata benda, bukan kata depan “pada”.

Kalimat kalimat sejenis setiap hari mewarnai media cetak dan media televisi, seakan para penyiar menganggap kalimat-kalimat seperti itu telah benar karena sudah saling meniru.
Penulis masih berharap Pusat Bahasa lebih aktif mensosialisasikan tata bahasa melalui tulisan di media umum dan acara khusus di media televisi agar tidak terjadi pembusukan tata bahasa secara umum.

Pada tulisan berikut akan dijelaskan berbagai macam awalan dan akhiran disertai penggunaannya, dan dilanjutkan dengan menyusun kalimat.

Sabtu, 18 Juli 2009

Satuan dan Dimensi

I. Pendahuluan

1.1 Angka Bilangan dan Angka Satuan
Angka bilangan adalah besaran nilai sesuatu yang hanya ditunjukkan oleh suatu angka tanpa satuan dibelakangnya. Contohnya 2, 13, 70, 13500, dan sebagainya. Nilai tersebut tidak menggambarkan fisik sesuatu, hanya sekadar alat menghitung (“numerical value”) dalam ilmu hitung (Arithmatika), Aljabar ataupun Matematika.
Angka satuan adalah besaran nilai sesuatu yang sekaligus menunjukkan jenis fisik dari sesuatu. Misalnya 7 buah, 18 lembar, 25 liter, 100 watt dan sebagainya. Satuan buah, lembar, helai dan sejenisnya tidak dapat dibuatkan standar secara internasional oleh karena penyebutannya tergantung jenis barang yang dapat berbeda. Misalnya 7 buah meja, 5 buah jambu, 18 lembar kain, 18 lembar rambut . Lain halnya dengan liter, watt, meter dan sejenisnya, secara umum satuan-satuan tersebut sama dimana saja. Satuan-satuan jenis terakhir inilah yang akan dijelaskan dalam uraian-uraian selanjutnya.


1.2. Satuan Skalar dan Vektor
Angka satuan skalar adalah angka satuan yang tidak menunjukkan arah misalnya satuan panjang (meter, kilometer, mil, dan sejenisnya), satuan luas (meter persegi, hektar dan sejenisnya), satuan waktu (detik, jam, hari dansejenisnya), satuan massa dan lain-lain.
Angka satuan vektor adalah angka satuan yang selalu menuju suatu arah, misalnya satuan gaya (newton, dyne, kilogramgaya dan sejenisnya), satuan kecepatan (meter per detik, kilometer per jam dan sejenisnya) dan sebagainya. Tanpa ditentukan arahnya misalnya keatas kebawah kesamping kedepan ke utara ke timur kekanan kekiri dan sebagainya maka satuan-satuan tersebut tidak bermakna kwalitatif.
Walaupun pembahasan vektor dan skalar tidak dibicarakan lebih luas namun disini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan satuan, baik yang skalar maupun yang vektor.


1.3. Bahasa yang dipakai
Secara internasional nama-nama satuan dan singkatannya selalu ditulis dalam Bahasa Inggeris. Untuk membiasakan pembaca mengenal satuan dalam mempelajari buku-buku terbitan dalam maupun luar negeri, tulisan ini akan menggunakan istilah Bahasa Indonesia apabila ada kata yang tepat dan telah terbiasa dipakai, dan menggunakan Bahasa Inggeris apabila terjemahan yang tepat belum ada. Namun untuk singkatannya ditulis dalam bentuk aslinya - dalam bahasa Inggeris - kecuali untuk penjelasannya, dipakai Bahasa Indonesia. Misalnya, time ditulis waktu, detik akan ditulis detik atau second dan singkatannya selalu ditulis s; begitu pula, length ditulis panjang, sentimeter ditulis centimeter dengan singkatan cm dan sebagainya.


1.4 Satuan dan Asal Usul nya
Untuk menyamakan ukuran-ukuran tiap satuan, para ahli internasional bersepakat mendirikan suatu lembaga yang disebut Lembaga Berat dan Ukuran Internasional yang didirikan pada tahun 1875. Kemudian pada tahun 1889 untuk pertama kali diadakan Konferensi Internasional tentang Berat dan Ukuran (La Conference International des Poids et Measures disiingkat CIPM) di sebuah kota kecil dekat Paris, Perancis. Pada waktu itu disepakati bebagai satuan sebagai ukuran asli dan duplikat dari satuan disebarkan ke negara-negara lain . Pada saat itu teknologi belum berkembang seperti setelah tahun 1950 an, sehingga saat itu unit atau satuan dibuat atau didefinisikan secara sederhana sesuai teknologi jaman itu. Contoh-contoh seperti berikut :
Satuan panjang 1 meter semula didefinisikan sebagai jarak antara dua garis halus yang ditorehkan pada lempeng emas dekat ujung-ujung sebatang logam platinum-iridium dan selanjutnya disimpan di kota Paris. Duplikatnya dibuat dan disimpan di Amerika. dan negara-negara lain . Dalam perkembangan jaman, setelah berulang kali pertemuan akhirnya pada tahun 1960 didefinisikan 1 meter adalah 1650763,73 kali panjang gelombang cahaya radiasi “orange-red” dalam media vakum yang dipancarkan oleh isotop Krypton Kr86 . Kemudian pada CGPM (Conference Generale des Poids et Mesures) tahun 1983, 1 meter didefinisikan sebagai 1/299 792 458 kali jarak tempuh cahaya (dalam satuan meter) setiap detik didalam ruang hampa (vacuum). Singkatnya 1 meter adalah nilai satuan ukuran yang didefinisikan para ahli secara internasional.
Satuan waktu 1 detik (second) semula didefinisikan sebagai 1/86.400 hari, dimana satu hari adalah waktu rotasi bumi secara rata-rata. Dalam perkembangannya, pada tahun 1967 Lembaga tersebut diatas mendefinisikan 1 second adalah 9.192.631.770 kali periode frekuensi isotop Cs133. Seperti juga meter, 1 second adalah nilai satuan ukuran yang didefinisikan para ahli secara internasional.
Seperti akan dijelaskan pada Bab II dibawah, apabila satuan massa dan waktu telah didefinisikan maka satuan gaya akan sendirinya didapat; Sebaliknya apabila satuan gaya dan waktu telah didefinisikan, maka satuan massa akan otomatis didapat . Hal ini sesuai dengan hukum Newton ke dua yang nanti akan dijelaskan.
Pada saat awal pertemuan ahli tersebut diatas dibuat masing-masing definisi untuk massa dan gaya sehingga waktu itu dipakai dua sistim pendefinisian.
Untuk sistim yang mendefinisikan massa (M), panjang (L) dan waktu (T) disebut sebagai Sistim Dinamis atau MLT sedangkan untuk sistim yang mendefinisikan gaya (F), panjang (L) dan waktu (T) dinamakan Sistim Statis atau FLT.
Satuan massa 1 kilogram(massa) atau dingkat 1 kgm semula didefinisikan sebagai massa 1 decimeter-kubik (= 1 liter) air murni pada temperatur 4 derajad C. Karena kesulitan penyimpanan, dibuatlah massa yang sama berupa silinder platinum-iridium ditetapkan sebagai unit satuan 1 kilogram(massa) dan disimpan di Paris. Duplikatnya dibuat dan disimpan di negera-negara lain yang ditentukan.
Satuan gaya 1 kilogram(gaya) disingkat 1 kgforce atau 1 kgf semula didefinisikan sebagai gaya tarik bumi terhadap massa sebesar 1 kilogram(massa) yang berada di Paris pada ketinggian permukaan laut. Oleh karena 1 kgf didasarkan gaya tarik bumi sedangkan gaya tarik bumi terhadap massa yang sama relatif berbeda ditiap tempat dibumi, maka istilah gaya berat menjadi tidak dianggap ilmiah. Pada sistim yang mendefinisikan massa, misalnya 1 kgm akan tetap nilainya dimanapun di bumi bahkan di luar angkasa..
Dengan pertimbangan tersebut, pada pertemuan Lembaga tersebut diatas pada tahun 1971 ditetapkan Satuan Internasional yang mengadopsi Sistim Dinamis (MLT) Sejak itu buku-buku fisika secara umum dan sebagian buku-buku teknik tidak lagi memperkenalkan istilah Satuan Statis, dan mulai hilang pula ukuran gaya 1 kgf dari buku-buku pelajaran. Namun dalam sehari-hari diluar pelajaran Sains, ukuran berat/gaya kgf beserta turunannya seperti metrik ton, mgf dan sebagainya tetap dipakai misalnya dalam bidang teknik dan jual-beli komoditi Hal ini akan dibahas lagi pada bagian lain dari tulisan ini.

Istilah bahasa dan singkatan untuk perkalian desimal suatu nilai ( misalnya kilo, centi, hekto, mega, giga dan sebagainya), sering dipakai dalam berbagai bidang, sehingga perlu diingat baik dalam mempelajari bahasa teknik maupun dalam perdagangan. Oleh karena sering terjadi salah pengertian tentang arti singkatan karena terkadang ada lebih dari satu kepanjangan dari suatu singkatan, maka dalam Ketentuan Dasar Sistim Internasional ditetapkan hanya satu pengertian untuk setiap satu singkatan. Singkatan penamaan itu disebut sebagai SI Prefixes seperti dimuat dalam Tabel 8.1.3. pada Bab VIII. Hal ini juga untuk mencegah adanya pemakaian singkatan yang serupa dengan nama dari suatu satuan yang ditetapkan dalam S.I.

Kucing Memakai Sorban

Kucing Memakai Sorban
Diceritakan kembali dan diperkaya berdasarkan cerita pendek dalam buku bacaan Sekolah Rakyat awal tahun 1950-an oleh Zainal Ilyas.

Tersebutlah kisah disuatu negeri antah-berantah, seekor kucing besar - sebut saja KB- suka memangsa tikus. Telah berminggu-minggu KB kelaparan sebab selama itu tidak ada tikus yang berani keluar liang karena ada berita KB sedang kumat. Dikalangan masyarakat tikus, KB telah terkenal ganas, sekali makan dua sampai tiga tikus dibantai, dalam sehari bisa 10 sampai 15 ekor tikus terbunuh.
KB berpikir keras, kenapa tak ada tikus muncul dalam waktu begitu lama. “Mungkinkah para tikus menjauh karena aku kejam pada mereka?” pikirnya. “Tak ada cara lain, aku harus mengubah penampilanku dan berpura-pura berkelakuan baik, agar aku bisa memikat mereka”, katanya dalam hati. Mulailah ia bersiap diri, kumis dan jenggotnya dibersihkan pakai air wangi-wangian, dan sehelai sorban dililitkannya dikepalanya. Berjalanlah ia menuju masjid terdekat. Didepan pintu masjid digantungkannya sebuah spanduk yang bertuliskan: “Haram hukumnya bagi semua makhluk untuk berkelahi atau membunuh didalam masjid” dan diberinya catatan tambahan “Kiamat sudah dekat!” Mulailah KB berzikir dan bertasbih dengan suara keras, berjam-jam sepanjang malam bahkan sampai matahari terbit: “Allahuakbar….., Subhanallah….”. Setelah beristirahat secukupnya, siangnya zikir dan tasbih dilanjutkannya bahkan dengan suara yang lebih keras, lagi dan lagi terus-terusan!
Alkisah terjadilah kegemparan dalam masyarakat tikus. Apa gerangan yang terjadi di luar sana, kenapa suara zikir dan tasbih tiada henti. Berundinglah para tikus untuk melakukan peninjauan ke pusat kedatangan suara. Seekor tikus pemberani, lincah dan agak besar akhirnya diutus untuk meninjau keadaan. Dengan mengendap-endap, sang tikus mendekati masjid. Didepan pintu ia terperanjat, “hari kiamat sudah dekat?” pikirnya. Ia mengintip kedalam dan terlihat KB memakai sorban sedang asyik berzikir dan bertasbih. Oleh karena ada tulisan bahwa dalam masjid tak boleh ada pembunuhan, ia memberanikan diri masuk masjid dan dalam jarak yang dianggapnya aman ia memberi salam: “Assalamualaikum… ”. KB tanpa berpaling berhenti sebentar berzikir dan membalas: “Mualaikum salam…”. Sang tikus penasaran, mohon minta bicara sebentar dan KB menyetujuinya, membalikkan badan dan sambil memegang tasbih menjawab pertanyaan-pertanyaan sang tikus. “Apakah benar hari akan segera kiamat, tuan?” Dijawab KB:”Tentu saja, kalau tidak masa saya dari kemarin tekun begini”. “Tapi tuan, darimana tuan tahu hal itu?” “Baru baru ini saya jalan-jalan keatas bukit sana dan melihat dari puncak bukit ada rombongan sangat besar berjalan menuju arah barat. Ketika saya tanyakan pada salah seorang dari mereka, mereka bilang mereka sedang menuju kaki sorga. Katanya mereka harus mencapai kaki sorga itu sebelum kiamat datang. Karena saya tak mungkin jalan sendirian kesana, akhirnya saya putuskan bertaubat saja” sahut KB. “Dan saya berniat jadi vegetarian, tidak akan makan daging lagi”, lanjutnya.
“Seandainya masyarakat kami mendengar berita ini, besar kemungkinan mereka ingin juga menuju kesana, tapi arahnya kemana tuan? Maukah tuan jadi penujuk jalan kami?” ujar sang tikus. “Dengan senang hati! Untuk mencegah jangan sampai ada yang menggangu kalian, semua harus berkumpul pagi-pagi besok, berbaris satu-satu, berjalan didepanku. Bila harus belok kanan saya bunyikan pluit satu kali, bila harus belok kiri saya bunyikan pluit dua kali”, jawab KB berbunga-bunga. Akhir kata, sang tikus sebagai duta menyetujui usul itu dan membahasnya dalam rapat besar masyarakat tikus. Sebagian besar tikus sepakat mencari kaki sorga agar terhindar dari azab, namun sebagian kecil masih bertanya-tanya dalam hati. Namun akhirnya semua setuju juga. “Kalau KB macam-macam kan bisa dikroyok rame-rame”, fikirnya.
Keesokan harinya berkumpullah semua tikus, tua muda besar kecil, yang tua datang bertongkat, yang buta datang dituntun. KB menyuruh sang duta mengatur barisan, tikus yang besar-besar paling depan, makin kebelakang makin kecil dan paling belakang adalah sang KB.
Berjalan berbaris satu-satu, berliku naik dan turun bukit menuju kaki sorga, begitulah tekadnya. Namun air liur KB yang ditahan dari pagi, mulai tak tertahan lagi karena lapar terus menderanya. Mulailah tanpa suara, tikus kecil didepannya dilahap satu. Taka ada yang tahu, rombongan terus jalan, terkadang pluit dibunyikan satu kali oleh KB sebagai pertanda belok kanan, kadang dibunyikan dua kali sebagai tanda belok kiri. Dan KB makin asyik. Habis melahap satu tikus kecil bukan agak kenyang, tapi malah menambah nafsu makannya. Giliran berikut dilahap, tak ada suara. Begitulah berturut-turut menjelang sore, sudah lebih dari dua puluh ekor tikus kecil yang disantap, KB masih belum kenyang. Ia berharap mendapatkan tikus yang agak besar didepannya, berdaging gempal dan pasti gurih. Namun apa dinyana. Tikus muda itu menjerit waktu dicaplok oleh KB! Suasana jadi riuh. Barisan porak poranda. Tanpa dikomando para tikus manyerbu KB. Dengan perut terasa berat KB berusaha lari, dikejar dan digigit oleh para tikus, beramai-ramai membalas kecurangan KB. Akhirnya KB tak tahan lagi, ia lari ke pinggir jurang dan melompat kebawah, dan lepaslah ia dari serangan tikus, namun didalam jurang ia hanya menunggu kematian karena cedera yang amat parah.

Catatan penulis : Berhati-hatilah, jaman sekarang ada saja orang berperilaku kucing bersorban.

Rabu, 15 Juli 2009

Satuan dan Dimensi

Kata Pengantar
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan pendidikan, dalam lingkungan pekerjaan teknik dan bisnis maupun dalam interaksi antar masyarakat, orang sering lupa tentang satuan-ukuran dan dimensi. Padahal kekeliruan dalam menyebutkan atau menuliskan satuan maupun dimensi dapat menimbulkan kesalahan dalam perhitungan teknik maupun bisnis. Kadangkala kekeliruan ini timbul karena kerancuan berfikir akibat kurangnya pemahaman tentang satuan dan dimensi. Sering masyarakat umum tidak cermat dengan istilah-istilah yang dipakai menyangkut satuan ukuran dalam penetapan harga jual suatu produk dalam bidang agraria dan pertanahan, energy, barang tambang, cairan kimia dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan penulis, kekurang-fahaman tentang satuan-ukuran dan dimensi ini bukan hanya dialami oleh masyarakat umum, tetapi oleh hampir semua tingkatan pendidikan masyarakat. Banyak lulusan Sekolah Menengah, bahkan banyak lulusan Perguruan Tinggi Teknik yang belum faham satuan-ukuran dan dimensi secara umum. Kenyataannya di setiap buku pendidikan ilmu dasar seperti fisika dan kimia, baik untuk Sekolah Menengah maupun Pendidikan Tinggi selalu ada uraian tentang satuan dan dimensi.
Salah satu penyebab kurangnya pemahaman tentang satuan dan dimensi ini terletak pada ketiadaan buku pelajaran khusus yang membahas satuan dan dimensi secara terpadu baik dalam suatu disiplin ilmu apalagi antar disiplin yang masih berkaitan. Buku-buku ilmu dasar pada mata pelajaran fisika baik untuk Sekolah Menengah maupun Pendidikan Tinggi selalu menerangkan satuan dan dimensi secara umum namun tidak berkesinambungan dengan ilmu terkait sehingga gampang terlupakan. Pembahasan lebih terpusat pada menurunkan dan menampilkan formula-formula matematika dan bentuk diferensial-integral, meminimumkan uraian tentang satuan, dan terkadang hanya menyisipkan satuan dalam bentuk tabel di appendix buku. Selain itu buku pelajaran hanya hanya memberikan nilai satuan Sistim Internasional (SI), sedang dalam sehari-hari, sistim diluar SI masih sangat banyak dipakai dan akan sangat lama untuk hilang sama sekali. Berbagai jenis satuan antar disiplin ilmu sering dipergunakan, baik dalam perdagangan maupun dalam perhitungan teknik.
Ilustrasi berikut berikut menggambarkan pola pikir yang tidak konsiten, membingungkan, tidak taat azas dan kadangkala terasa lucu, walau tidak seluruhnya salah, namun tidak informatif:
"Harga jual gas alam dari lapangan Natuna disepakati US$ 3.00 per MMBtu", pernyataan seorang Pejabat dalam suatu berita media. Komentar (Pen.) : Cara penulisan satuan keliru!
"Produksi minyak (mentah-Pen.) kita kurang dari 1 juta barrel sehari, padahal kita mengimpor BBM rata-rata lebih dari 150.000 kiloliter per hari", pernyataan seorang Pejabat Tinggi dalam suatu acara TV. Komentar (Pen.) : Satuan-satuan dinyatakan tidak konsisten, membingungkan kecuali untuk orang yang mengerti dan kebetulan sedang memegang kalkulator, tidak informatif.
Dan sangat banyak tulisan di media cetak, termasuk uraian dalam berita TV yang salah dalam menyatakan satuan, misalnya dipakai satuan panjang untuk ukuran luas, satuan luas untuk ukuran volume, satuan gaya untuk tekanan dan sebagainya.
Tulisan ini dibuat untuk membantu pemahaman bagi mereka yang bekerja dalam bidang teknik, perdagangan dan industri, dan juga untuk membantu pelajar, mahasiswa maupun masyrakat umum yang berminat untuk mengerti arti dan fungsi dari satuan dan dimensi. Penulis ingin menjelaskan secara sistematis dasar-dasar terciptanya satuan dan dimensi, hubungan satuan teknik dengan satuan fisika, Sistim Satuan Internasional dan Sistim Satuan Inggeris/USA.
Tulisan ini akan dibuat secara bersambung dalam kategori Teknik dan Sains dalam blog ini.

Selasa, 14 Juli 2009

Berbahasa Dengan Tertib

Pendahuluan
Berbahasa adalah salah satu cara berkomunikasi antar anggota masyarakat untuk untuk menyampaikan buah pikiran dan kehendak dari seseorang kepada orang lain atau kelompok. Menyedihkan sekali apabila seseorang dalam berbicara mencampurkan kosakata asing ke dalam bahasa Indonesia namun pemakaiannya salah apalagi bila yang mengeluarkan kalimat itu pejabat bahkan pejabat tinggi negara.
.
Coba simak kalimat yang sering diucapkan pejabat: "Saya tetap komitmen memperjuangkan bla bla bla." Atau kalimat: "Pemerintah komitmen memberantas korupsi".
Yang berbicara sudah pasti tidak tahu tatabahasa dan pasti tidak tahu arti kata asli "commitment" , tapi gagah-gagahan mencampurkan kosakata ex bahasa Inggeris kedalam kalimatnya.
Kata asli nya dalam bahasa Inggeris to commit adalah kata kerja. Bila dipakai sebagai kata benda, ia berubah menjadi commitment. Bila dipakai sebagai kata sifat maka bentuknya menjadi bentuk past-tence yaitu commited.
Nah, dalam contoh kalimat pertama diatas, kata komitmen dipakai sebagai kata sifat, jadi bila di indonesiakan seharusnya : "Saya tetap kommited memperjuangkan bla bla bla" atau kalaupun akan dipakai bentuk kata benda komitmen, boleh juga "Saya tetap berkomitmen memperjuangkan bla bla bla."
Pada contoh kalimat kedua diatas, kata komitmen dipakai sebagai kata kerja, jadi bila diindonesiakan seharusnya: "Pemerintah kommit untuk memberantas korupsi".
.
Tentu saja penyampaian bahasa harus mudah dimengerti dan efektif, sehingga pendengar mengerti dengan jelas maksud yang berbicara atau yang menulis, dengan menghindari pemakaian kosakata dan kalimat yang membingungkan. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa .
.
Banyak orang tidak mau memahami dan mempelajari tata bahasa karena dianggap rumit dan ketidak- sukaan kepada hal formal. Padahal memahami tata bahasa tidaklah sulit, dan terlebih penting lagi apabila seseorang tidak memahami dasar tata bahasa Indonesia, hampir tidak mungkin orang tersebut mengerti dengan baik pelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggeris, bahasa Belanda, dan sebagainya.

Mungkin "bahasa koran" dapat difahami apabila ditulis dengan singkat tanpa tata bahasa, namun dalam kalimat pemberitaannya, aturan/tata bahasa tetap sangat mempengaruhi pengertian pembaca. Sangat sering penulis menemukan kesalahan pemakaian kata, kesalahan pemakaian awalan ataupun akhiran, sehingga maksud yang diinginkan penulisnya berbeda dengan pengertian pembaca.
.
Telah lama penulis yang notabenenya tak menyandang gelar ahli bahasa secara akademis, menunggu ada himbauan dari Pusat Bahasa untuk mencegah terjadinya pembusukan tata bahasa seperti itu, namun itu tak kunjung datang. Bahkan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah SD, SMP sampai SMA hanya sibuk dengan pelajaran menghafal istilah-istilah sastra. Anak lulusan SMA hanya mahir menyebut arti istilah-istilah sastra namun secara umum tidak mengerti tata bahasa. Sering mereka tidak bisa menyusun kalimat dengan baik dan benar.
.
Dan akibatnya banyak yang sulit belajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggeris. Mereka hanya dapat menghafal kalimat-kalimat bahasa Inggeris seadanya dari buku-buku di tempat kursus, namun tidak faham bagaimana membuat kalimat sendiri dengan tata bahasa dari bahasa Inggeris (English Structure) karena tata bahasa Indonesia (sepertinya) tak dipelajari.
.
Sebagai pribadi saya ingin membagi pengetahuan kepada siapa saja yang membaca tulisan ini. Secara bertahap pada kategori Bahasa dalam blog saya ini akan saya tulis dasar-dasar tata bahasa Bahasa Indonesia.
.
Akan terlihat tata bahasa tidaklah rumit, dan sangat bermanfaat untuk komunikasi yang efektif dan benar termasuk mempelajari tata bahasa Bahasa Inggeris.