Senin, 23 Desember 2013

Pemakaian Kata "momentum" Yang Salah Kaprah

OPINI | 23 December 2013 | 11:11 Dibaca: 10   Komentar: 1   0
Sebuah harian kemarin membuat headline “Momentum Hanura Menangi Pemilu”. Malamnya saat ada diskusi di TV One tentang ditahannya Ratu Atut Choisiah dalam perkara korupsi, seorang anggota DPR yang sangat senior mengeluarkan ucapan yang juga memakai kata momentum: “Semoga dengan kejadian ini Rano Karno dan Ratu Atut dapat menjadikan masalah ini sebagai momentum untuk bertekad tidak lagi berperilaku merugikan (negara) seperti ini” (Note: Kalimatnya tak persis seperti itu - Penulis).
Sejak beberapa tahun terakhir, kita sering mendengar ucapan momentum baik oleh praktisi ataupun pejabat. Dari awal saya sudah agak miris mendengar pejabat seperti itu tak mengerti bahasa Inggeris tapi memaksakan diri seakan mengerti apa yang diucapkannya. Dan lama kelamaan, publik ikut-ikutan memakai kata “momentum” dengan cara salah kaprah seperti itu, seakan mengerti pula. Dan karena kemarin kata itu ditulis sebagai headline sebuah harian yang cukup besar, sehingga saya merasa tak nyaman bila tak memberi tahu arti kata itu dalam kompasiana ini. Karena bagaimanapun, orang-orang asing, khususnya yang berbahasa ibunya bahasa Inggeris akan mentertawakan (bangsa) kita atas kekeliruan fatal pemakaian kata “momentum”.
Baiklah saya jelaskan kenapa saya katakan pemakaian kata itu keliru. Dalam bahasa Inggeris ada kata “moment” yang mempunyai dua arti yang sangat jauh berbeda. Arti moment yang diketahui secara umum adalah yang menyangkut waktu, saat, waktu singkat, sejenak dan sejenisnya. Namun dalam ilmu teknik, arti moment adalah suatu gaya yang berkerja berjarak dari sumbu putar, bisa disebut sebagai gaya puntir atau gaya putar. Nah kata “momentum” itu adalah sebutan untuk percepatan atau kecepatan suatu gaya memuntir, biasanya pada gerak memutar pada mesin/motor atau benda bergerak berputar lainnya.
Jadi kata”momentum” itu dalam bahasa Inggeris hanya ada dalam bidang ilmu teknik, khususnya dalam bidang fisika, mekanika atau dinamika. Bahkan dalam bidang teknik lain seperti teknik sipil, arsitektur, geologi sekalipun tak ada kata momentum, walaupun bidang itu juga mengenal kata moment dalam arti gaya puntir.
Nah kenapa pejabat-pejabat bahkan para analis ekonomi dan sosial seenaknya memakai kata momentum? Pernahkah mereka belajar atau membaca dalam kamus bahasa Inggeris yang mengatakan ada hubungan kata momentum dengan “moment” dalam arti yang berhubungan dengan waktu?
Semoga kita semua berusaha memakai kata-kata bahasa asing dengan cara yang benar.  Seperti pernah saya uraikan dalam tulisan-tulisan terdahulu, misalnya pemakaian kata komitmen (dari bhs Inggeris “commitment”) saat ini sudah sangat “memalukan” karena tak tepatnya dalam berbahasa. Semoga bermanfaat.